Rabu, 23 Maret 2011

Jadi Nomor Satu Di Era Persaingan


Judul Buku : Jadi Nomor Satu Terdepan Di Era Persaingan
Pengarang : Eileen Rachman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman : 207 Halaman
Kategori : Motivasi Diri
Bahasa : Indonesia
Tahun Terbit : 2007
No. ISBN : 9792228969, 9789792228960
Judul Resensi : Yuk,!Jadi Nomor Satu

Sinopsis
Bismilahhirohmannirohim, pada kesempatan kali ini saya akan membuat resensi buku yang berjudul “ Yuk,! Jadi Nomor Satu” yang di ambil dari sebuah buku yang sangat baik untuk tipe orang seperti saya, yaitu buku yang berjudul“Jadi Nomor Satu Terdepan Di Era Persaingan” dan pada resensi ini saya akan memulai menjelaskan mengenai Pengarang dari buku ini. Siapa pun yang pernah bertemu langsung dengan “Eileen Rachman”, berbincang atau sekedar mendengarkan ceramah, pada seminar-seminar maupun presentasinya, sulit rasanya untuk tak langsung “jatuh hati”, beruntung saya bisa mendengarkan pembicaraan dan presentasi beliau di sebuah acara seminar intelektual di salah satu hotel bintang 4 di daerah Jakarta Selatan, beliau merupakan tokoh di bidang pengembangan sumber daya manusia yang sudah lama dikenal. Sering menjadi pembicara dalam seminar-seminar mengenai sumber daya manuisa (SDM).
Tidak hanya pintar untuk memotivasi orang lain beliau juga sungguh sangat baik hati, pada saat itu peserta yang hadir di hadiahi buku yang sangat bagus ini, nah dari situlah saya mendapatkan buku ini, secara pribadi walaupun saya tidak mengenal beliau sebelum seminar itu berlangsung, namun persepsi saya terhadap beliau adalah seseorang yang sangat pantas untuk di puji cara berRetorikanya. Sebagai konsultan Human Resouce (HR), keterampilan olah retorika beliau yang begitu mengesankan hanya bisa ditandingi oleh para motivator nomor satu yang lain. Toh,!! meskipun secara "formal" bukan seorang motivator, Eileen memiliki kemampuan menularkan semangat optimisme dan membangkitkan hasrat orang lain untuk maju melalui kata-kata yang beliau ucapkan. Menurut beliau buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan yang beliau buat. Judul Jadi Nomor Satu di Era Persaingan diambil dari satu, dari sekian banyak buku yang beliau tulis yang dihimpun dalam buku-buku sebelumnya. Meskipun tulisan-tulisan tersebut pendek dan ringkas, namun nafas dan gemanya tidak sependek dan seringkas ukurannya. Disajikan dengan bahasa yang lugas, menghindari jargon dan kata-kata bersayap dengan kata lain bermakna lebih dari satu, tulisan-tulisan tersebut padat dengan tips dan pengetahuan praktis yang tidak hanya mudah dipahami, tapi juga serba "masuk akal" untuk dipraktikkan. Beliau selalu memulainya dari sesuatu yang bersifat universal (Umum/Luas), tapi dekat dengan keseharian kita. Ketika mengajak orang untuk menjadi pemenang, misalnya, beliau berpijak dari pandangan orang tentang (ranking)Peringkat di sekolah. Banyak orangtua meyakinkan putra-putrinya agar tidak cemas bila tidak menjadi juara kelas. Itu baik. Tapi, menurut beliau, itu sama sekali bukan berarti bahwa seorang anak tidak perlu (juga) menjadi pemenang di bidang non-akademik, seperti dalam permainan, kesenian, olahraga, keterampilan bergaul atau bahkan dalam situasi-situasi kemanusiaan yang memerlukan uluran tangan. Dengan kata lain, Eileen sebenarnya lebih menekankan perlunya sense of success(perasaan untuk sukses) ditanamkan sejak dini dalam segala hal sehingga setiap individu mempunyai keyakinan bahwa ia bisa menjadi pemenang.
Dari sinilah beliau menarik ke konteks yang lebih luas, di mana "menjadi pemenang" hendaknya jangan hanya sekedar obsesi, melainkan diupayakan dengan sungguh-sungguh dan jangan hanya berorientasi "ke dalam". Atau, kalau dalam konteks bisnis, sukses hendaknya tidak hanya dikurung dalam internal perusahaan. Menjadi pemenang harus diorientasikan ke pelanggan, karena membuat pelanggan happy(senang) menjadikan kita berjiwa pemenang. "Berorientasilah ke mitra bisnis atau mitra profesi, karena perlombaan ada di luar," begitulah beliau mengingatkan. Dengan memakai kata "lomba", beliau memang mengibaratkan persaingan dalam arena bisnis sebagai "permainan yang mengasyikan". Namun, ia buru-buru menambahkan, upaya untuk memenanginya bukan lelucon. Di tengah upaya yang tidak main-main itu, menurut beliau, orang sering perlu melakukan tindakan yang tidak populer seperti miggir dulu, melawan arus, menciptakan hal baru, memisahkan diri untuk berlatih keras, menolak ajakan teman untuk bersantai, bahkan bersikap keras dalam prinsip. Semua itu akan membawa hasil belakangan dan baru terasa kenikmatannya bila sudah memenangi suatu situasi. Berat? Tunggu, sampai pada bagian ketika belaiu mengajukan tips-nya tentang "rileks setiap saat, bekerja setiap saat". Kutipan kata-kata yang memotivasi diri saya biarkan diri kita terlena, dan tertidur saat tubuh menuntut untuk beristirahat, di dalam bus atau pada saat mata perih memandang komputer. Dengan demikian, kita juga memperbolehkan diri kita untuk menikmati pekerjaan dan berpikir 24 jam sehari 7 hari seminggu. Rileks, berpikir dan bekerja keras bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Begitulah, di "tangan" beliau, ajakan untuk jadi nomor satu terasa begitu asik. Buku ini cocok untuk dibaca siapa saja: Anda yang merasa jalur karirnya meragukan atau bahkan mentok, pemimpin yang ingin lebih memahami keinginan anak buah, bawahan yang ingin "mesra" dengan atasan, lulusan baru yang pertama kali menginjakkan kaki ke dunia kerja, atau pun seniman yang ingin menguasai kerja manajerial. Pendek kata, kumpulan tulisan ini lebih merupakan sumber inspirasi bagi siapa pun untuk mengenali kelemahan diri dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk menjalani hidup lebih bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar